
KONFRONTASI-Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pihaknya menyambut baik rencana pertemuan China dan India pasca insiden bentrokan di perbatasan yang menewaskan tentara pada Senin (15/6).
"Sudah diumumkan bahwa perwakilan militer China dan India telah menjalin hubungan. Mereka sedang mendiskusikan situasi, membahas langkah-langkah penurunan (konflik). Kami menyambut baik hal itu," ujar Pavrov dalam konferensi pers, Rabu (17/6) seperti mengutip AFP.
Lavrov mengatakan Presiden Vladimir Putin memiliki hubungan dekat dengan Presiden China Xi Jnping dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Baik China maupun India sejauh ini saling menyalahkan atas pertikaian yang pertama kalinya menelan korban jiwa. India mengatakan kedua pihak mengalami kerugian dan 20 tentaranya tewas, sementara China menolak mengonfirmasi korban dari pihaknya.
Juru bicara Rusia, Dmitriy Peskov mengatakan India dan China merupakan mitra dekat mereka.
"Kami memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi di perbatasan China-India," kata Peskov mengacu pada bentrokan antara kedua negara tetangga Rusia itu.
Peskov mengaku percaya jika China dan India bisa menempuh langkah-langkah terbaik agar insiden serupa tidak terluang lagi dan wilayah perbatasan menjadi titik aman bagi warga kedua negara.
Insiden bentrokan di perbatasan Himalaya terjadi ketika proses penurunan ketegangan tengah berlangsung di Lembah Galwan di daerah Aksai Chin-Ladakh yang disengketakan kedua pihak.
Lihat juga: Kronologi Bentrokan Tentara China dan India di Perbatasan
Kematian dari pihak penjaga perbatasan menjadi korban militer pertama di sepanjang perbatasan kedua negara yang disengketakan selama lebih dari 40 tahun.
Pernyataan militer India menyebut bentrokan itu menelan korban dari kedua negara tapi mereka tidak menyebutkan jumlah korban tentara China. Pejabat militer senior dari kedua belah pihak sudah bertemu untuk meredakan situasi.
"India dan China telah membahas melalui saluran militer dan diplomatik mengenai pelepasan situasi di daerah perbatasan di Ladakh Timur," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava seperti dikutip dari CNN.[mr/cnn]