
KONFRONTASI- Pemerintah China menyatakan bahwa bos Interpol yang hilang misterius akhir bulan lalu, kini dalam penyelidikan karena dituduh menerima suap.
Setelah berhari-hari menyembunyikan nasib Meng Hongwei, bos Interpol yang telah mengundurkan diri itu, dari komunitas internasional, Kementerian Keamanan Publik China hari ini menyatakan bahwa pria China itu telah menerima suap. Namun tidak disebutkan lebih lanjut mengenai tuduhan tersebut ataupun lokasi penahanan Meng.
Dalam statemen yang dirilis hari ini, Kementerian Keamanan Publik China menyatakan Meng telah menerima suap. Disebutkan bahwa penyelidikan kasus ini "jelas menunjukkan tekad tegas kamerad Xi Jinping" untuk sepenuhnya melakukan perjuangan melawan korupsi.
"Itu menunjukkan bahwa tak ada seorang pun di atas hukum tanpa pengecualian. Siapapun yang melanggar hukum akan diselidiki secara serius dan dihukum berat," demikian disampaikan kementerian seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (8/10/2018) seraya menambahkan, orang-orang lain yang diduga menerima suap bersama Meng juga akan diselidiki.
Kabar soal hilangnya Meng (64) terungkap setelah sang istri, Grace Meng, melaporkan hilangnya sang suami ke polisi Prancis. Sejak menjabat Presiden Interpol pada tahun 2016, Meng bersama istri dan dua anaknya tinggal di Prancis, tempat markas Interpol berada.
Kepada polisi Prancis, sang istri mengaku tidak bisa berkomunikasi dengan Meng sejak 25 September. Meng menghilang misterius usai pergi ke negara asalnya, China. Keterangan terbaru dari istri Meng pada Minggu (7/10) waktu setempat menyebut dirinya mendapat pesan aneh via nomor WhatsApp milik suaminya. Pesan itu berbunyi 'Tunggu telepon saya' yang disertai gambar emoji sebuah pisau yang berarti keadaan berbahaya. Isi pesan itu diungkapkan Grace kepada wartawan setempat.
Pada Minggu (7/10), Interpol menyatakan bahwa Meng mengundurkan diri, dan untuk sementara akan digantikan oleh seorang pejabat Korea Selatan hingga pemilihan presiden baru Interpol pada November mendatang.
Insiden menghilangnya Meng ini memiliki indikasi serupa dengan hilangnya sejumlah pejabat senior China lainnya, yang diduga melanggar aturan Partai Komunis China, yang terkadang terkait praktik korupsi. Biasanya, para pejabat senior China yang hilang akan muncul kembali saat disidang.[mr/dtk]