Quantcast
Channel: Kakek
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1275

Semakin Dalam Represi China: Otoritas Militer China Kembangkan Aplikasi Ponsel Pintar Memantau Warga di Xinjiang

$
0
0

KONFRONTASI -  Organisasi Human Rights Watch mengatakan, Cina sudah mengembangkan aplikasi ponsel pintar untuk memantau warga di Xinjiang.

Dalam laporan yang dirilis Kamis (02/05), organisasi hak asasi manusia tersebut mengatakan aplikasi digunakan polisi untuk mengetahui apakah ada tindakan yang mereka anggap mencurigakan, misalnya bersosialisasi dengan tetangga.

Aplikasi juga mengumpulkan data, misalnya besaran listrik yang digunakan oleh warga.

Sejauh ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Cina tentang aplikasi tersebut.

Human Rights Watch menyebut, etnis Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, kerap dipersekusi di China.

Sementara PBB mengatakan terdapat laporan yang kredibel bahwa jutaan warga di Xinjiang, tindakan yang mereka gambarkan sebagai bagian dari upaya memerangi terorisme dan ekstremisme.

Organisasi Human Rights Watch mengatakan, China sudah mengembangkan aplikasi ponsel pintar untuk memantau warga di Xinjiang.

Dalam laporan yang dirilis Kamis (02/05), organisasi hak asasi manusia tersebut mengatakan aplikasi digunakan polisi untuk mengetahui apakah ada tindakan yang mereka anggap mencurigakan, misalnya bersosialisasi dengan tetangga.

Aplikasi juga mengumpulkan data, misalnya besaran listrik yang digunakan oleh warga.

Sejauh ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Cina tentang aplikasi tersebut.

Human Rights Watch menyebut, etnis Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, kerap dipersekusi di China.

Sementara PBB mengatakan terdapat laporan yang kredibel bahwa warga di Xinjiang, tindakan yang mereka gambarkan sebagai bagian dari upaya memerangi terorisme dan ekstremisme.

Informasi yang diambil dari aplikasi kemudian diinput ke dalam sistem pusat platform operasi gabungan terpadu (IJOP) – sistem utama untuk mengawasan massal di Xinjiang, kata HRW.

Peneliti senior China dari HRW, Maya Wang mengatakan, IJOP adalah “salah satu sistem pengawasan massa paling mengganggu di dunia”.

“Sistem ini mengumpulkan informasi dari pos-pos pemeriksaan di jalan, pompa bensin, sekolah… menarik informasi dari fasilitas ini dan memantau perilaku “tak biasa” mereka yang memicu peringatan kepada pihak berwenang.”

Aplikasi ini diperoleh dan dianalisis oleh HRW dalam kerjasama dengan Cure53, sebuah perusahaan keamanan berbasis di Berlin, Jerman.

Selain operasi di Xinjiang, China juga memiliki 170 juta kamera pengawas atau CCTV di seluruh penjuru negeri dan jumlahnya diperkirakan melonjak menjadi 400 juta kamera pada 2020.

Semua ini adalah bagian dari tujuan China untuk membangun apa yang disebutnya “jaringan pengawasan kamera terbesar di dunia”.

China juga membuat sistem “kredit sosial” yang dimaksudkan untuk menghitung skor perilaku dan interaksi publik semua warga negaranya.

Tujuannya adalah bahwa pada 2020, setiap orang di China akan terdaftar dalam basis data nasional yang luas yang mengumpulkan informasi fiskal dan pemerintah, termasuk pelanggaran lalu lintas, dan menyaringnya menjadi daftar peringkat setiap warga negara.
Kamp penahanan China

Xinjiang adalah wilayah semi-otonom dan setidaknya, secara teori, memiliki wewenang untuk memerintah daerahnya sendiri.

Etnis Uighur, salah satu suku minoritas Muslim di China, memiliki populasi sebesar 45% di Uighur.

Laporan HRW muncul ketika China menghadapi pengawasan atas perlakuannya terhadap mereka dan minoritas lainnya di Xinjiang.

Komite hak asasi manusia PBB menyebut, setidaknya, satu juga warga Uighut ditahan di kamp-kamp penahanan di Xinjiang.

Seorang anggota komite PBB mengatakan, dia prihatin dengan laporan bahwa Beijing telah mengubah wilayah otonom Uighur menjadi suatu yang menyerupai kamp penahanan besar-besaran.

Sebuah investigasi BBC tahun lalu mengungkap apa yang tampak sebagai “struktur penjara besar” telah dibanung di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir.

China mengatakan, bangunan ini adalah “pusat pelatihan kejuruan” yang digunakan untuk mendidikd an mengintegrasikan Muslim Uighur ke komunitas masyarakat China dan menjauhkan mereka dari separatisme dan ekstrimisme.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan “Semua orang dapat melihat bahwa orang-orang dari semua etnis di Xinjiang hidup dan bekerja dalam kedamaian dan kepuasan dan menikmati kehidupan yang damai dan maju”. (jft/PosKota)

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1275