
Konfrontasi - Kurs Rupiah di pasar spot pada akhir perdagangan, Jumat (11/10/2019), bertahan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sempat melemah jelang penutupan, mata uang Garuda berhasil berbalik menguat.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah terapresiasi 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.137 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.150 per dolar AS. Laju pergerakan harian rupiah tercatat Rp14.126-14.150 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp14.130 per dolar AS.
Yahoo Finance mencatat, rupiah menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.135 per dolar AS dari sesi terakhir sebelumnya Rp14.145 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.120 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.120-14.147 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 18 poin menjadi Rp14.139 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.157 per dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, kurs rupiah menguat seiring optimisme pasar terhadap tercapainya kesepakatan dagang AS dan China.
"Kelompok-kelompok bisnis menyatakan optimisme bahwa kedua pihak mungkin dapat meredakan perang dagang dan menunda kenaikan tarif AS yang dijadwalkan untuk minggu depan," kata di Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Presiden AS Donald Trump mengatakan, timnya memiliki negosiasi yang sangat baik dengan China dan menegaskan kembali rencananya untuk bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu di Gedung Putih pada Jumat waktu setempat.
Sementara itu, Bank Dunia memprediksi PDB Indonesia akan tumbuh 5 persen pada 2019, turun dari prediksi April lalu, yakni 5,1 persen. Melambatnya PDB tersebut akibat meningkatnya ketidakpastian ketegangan perdagangan AS-China dan Brexit yang sedang berlangsung dan menyebabkan penurunan ekspor serta pertumbuhan investasi.
"Prediksi yang dirilis Bank Dunia merupakan cambuk bagi pemerintah dan BI agar lebih berpacu guna untuk kembali menambah daya gedor agar perekonomian kembali bertumbuh," ujar Ibrahim. (inws/mg)