
KONFRONTASI -- Penyebaran virus corona semakin meluas, korban tewas terus bertambah. Hingga Senin (27/1/2020) sudah 80 orang tewas, 51 orang telah dipulangkan dari rumah sakit, dan 5.794 lainnya berstatus terduga. Tercatat ada 2.761 kasus di China, termasuk 17 kasus di Hong Kong, Makau, dan Taiwan. Masyarakat Indonesia patut mewaspadai virus mematikan tersebut.
Sementara itu data resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 25 Januari 2020 menyebutkan, penyebaran virus corona sudah mencapai 1.320 kasus yang terjadi di 10 negara termasuk di Amerika dan Prancis, demikian data resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 25 Januari 2020.
Seorang pasien terduga terjangkit virus corona, yang belum diketahui identitasnya, menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Minggu. Berdasarkan informasi yang dihimpun pasien terduga virus corona tersebut dirawat di Ruang Isolasi RSHS Bandung pada Minggu siang.
Humas RSHS Bandung Reny Meisuburriyani mengatakan untuk informasi yang valid dan lengkap mohon bersabar menunggu keterangan resmi besok (Senin, 27 Januari 2020), agar tidak berkembang menjadi informasi yang salah (hoax).
Sudah Ada
Pengamat Kesehatan, Iskandar Sitorus mengatakan, dugaan sebaran virus menular corona di Indonesia sudah ada. Dugaan sementara sebarannya disebabkan oleh makanan hewani. Apabila kemudian ada keinginan pemberhentian impor dari negara China, maka lebih tepat berupa pemberhentian impor daging dari China. Sehingga tidak menganggu perkembangan ekonomi.
"Sebaiknya pemberhentian impor dari China hanya daging atau makanan yang bersumber dari daging. Kalau semua impor diberhentikan, saya khawatir berdampak pada perekonomian kita," ujar Iskandar Sitorus kepada Harian Terbit, Minggu (26/1/2020).
Iskandar memaparkan, sebaran virus corona diduga dari pasar - pasar tradisional yang menjual hewan-hewani di Wuhan, China. Virus corona diduga dari ular kobra. Oleh karena itu agak aneh jika pemerintah melarang semua produk dari China yang tidak ada hubungannya dengan virus corona. Walaupun ada juga sejumlah negara yang melarang masuk warga China ke negara tersebut.
Musti Diantisipasi
Pengamat politik Internasional, Arya Sandhiyudha, mengatakan, Indonesia musti sangat waspada terhadap sebaran virus Corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok. Karena saat ini pemerintah Tiongkok saja mengisolasi provinsi yang terdampak virus Corona. Oleh karena pemerintah Indonesia musti lebih protektif demi warga negaranya sendiri. Jalur masuk dari Tiongkok atau arus masuk warga negara asal Tiongkok harus diantisipasi dan sangat dibatasi.
Menurut Arya, Indonesia tidak boleh merasa aman dengan pernyataan sementara bahwa tidak ada yang terdampak akibat sebaran virus Corona. Sebab, Laboratorium Northeastern University melakukan analisa bahwa kemungkinan jumlah faktual yang belum terdeteksi bisa 10 kali lipat lebih besar. Arya yang merupakan Direktur Eksekutif The Indonesian Democracy Initiative (TIDI), menyebutkan ada tiga sektor kebijakan yang perlu segera diterapkan.
Pertama, pada sektor kesehatan dan masyarakat, siap siaga Corona Wuhan harus segera diumumkan. Seperti himbauan secara resmi bagaimana prosedur pertama jika ada pasien suspect positif. Kedua, pada sektor perhubungan dan imigrasi, lalu lintas penerbangan dari Tiongkok ke bandara bandara Indonesia tiap hari ratusan pesawat.
Ketiga, sektor industri, minerba, dan ESDM. ada sekitar 40-50 perusahaan Tiongkok di Indonesia dengan sekitar seratusan ribu warga negara Tiongkok di wilayah ini Pengawasan Orang Asing (POA) musti diperketat. Begitupun terhadap potensi banyak sekali Tenaga Kerja Asing asal Tiongkok yang akan masuk.
Jangan Panik
Sebelumnya, Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengimbau, agar masyarakat Indonesia tidak panik menghadapi wabah virus corona. Akan tetapi dengan mempertahankan kewaspadaan. Salah satunya, menurutnya pemerintah telah melakukan pencegahan penyebaran virus corona lewat pintu masuk utama seperti bandara dan pelabuhan.
"Masyarakat tidak usah panik. Kami terus mewaspadai orang-orang yang masuk ke Indonesia dari daerah terpapar," katanya.
Lebih jauh Achmad menuturkan, agar masyarakat menggunakan masker dan mengikuti etika batuk jika terserang flu, agar tidak menularkan virus ke orang lain. Apabila, ada masyarakat yang kedapatan terinfeksi, menurut Achmad sebaiknya melakukan pemeriksaan diri.
"Rumah sakit sudah siap menangani pasien terpapar corona. Sebaiknya kalau ada yang terpapar, langsung melakukan pemeriksaan ke rumah sakit," ungkapnya.
Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengaku kaget atas penemuan satu WNI di Jakarta yang diduga terinfeksi Wuhan, China (2019-nCov). Padahal sebelumnya, pemerintah optimistis bahwa WNI memiliki daya tahan virus yang cukup tinggi.
Atas hal itu, Muzani meminta pemerintah segera menerbitkan travel warning ke Wuhan, China di mana virus 2019-nCov itu berasal. Serta, mengusulkan agar impor produk makanan China dihentikan sementara waktu.
“Saya agak kaget karena pemerintah sebelumnya ini agak optimistis bahwa itu tidak akan masuk ke Indonesia. Karena daya tahan kita terhadap virus itu cukup kebal, kita ada sekian jenis virus yang ditempelkan kepada setiap manusia Indonesia, sehingga relatif memiliki kekebalan tubuh. Sehingga saat pemerintah merilis ada orang Indonesia yang positif terkena wabah corona, sangat kaget, mengkhawatirkan,” kata Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Muzani meminta kepada pemerintah, khususnya kementerian/lembaga (K/L) untuk menangani persoalan ini secara serius. Meskipun hanya satu orang yang diduga terjangkit, tindakan cepat dan tepat sangat diperlukan. “Kami minta pemerintah menangani ini secara serius,” pintanya.
Terkait usulan penghentian unggas asal China, Juru Bicara Khusus (Jubirsus) Gerindra ini berpandangan bahwa semestinya semua produk yang masuk ke Indonesia itu harus terbebas dari segala macam virus. Jadi, dia mengusulkan agar impor produk makanan dari China sebaiknya dihentikan untuk sementara waktu. “Kalau untuk melakukan pencegahan ya segala macam jenis, ya unggas dan buah dari kota tersebut dihentikan sementara untuk selanjutnya dievaluasi,” usulnya.
Virus Corona Wuhan menurut para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat cepat bisa mereproduksi jadi 2,5 kali lipat. Jadi tiap individu yang terinfeksi rerata menginfeksi sebanyak 2,5 kali lebih banyak orang. Pada 3 Januari, 44 kasus; 2 pekan melonjak jadi 198 kasus; 21 Januari 444 pasien terinfeksi virus. Pada 23 Januari, 644 kasus.
Pada hari berikutnya sudah 830 kasus. Virus ini telah berpotensi menjadi Global Pandemic.Per hari ini, Virus Corona Wuhan telah membuat lebih dari 1.300 orang sakit terkena kasus, Hingga Sabtu pagi, setidaknya 41 orang telah tewas, semuanya di Tiongkok. Begitupun terdapat 3 di Perancis, 2 di Australia, 2 di Amerika Serikat, 1 Kanada, dan yang terdekat sudah masuk ke kawasan Asia Tenggara, yakni 3 di Singapura. Semuanya juga memiliki keterkaitan dengan warga asal Tiongkok.(Jft/Hanter)